Di tengah kecemasan masyarakat denga adanya wedhus gembel di Gunung Merapi, para pengungsi dan warga jogja dikejutkan dengan beredarnya sebuah foto awan di puncak Gunung merapi yang diambil seorang warga. Dan anehnya awan tersebut membentuk wajah Mbah petruk yang merupakan salah satu punakawan dalam pewayangan jawa yang berhidung mancung. Misteri Gunung Merapi Mbah Petruk ini tak lepas dari mitos masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Merapi. Mereka meyakini gunung yang berada di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta itu dikuasai oleh sosok gaib, Mbah Petruk.
Suswanto, lelaki berusia 43 tahun warga Dusun Sudimoro Desa Pucanganom Kecamatan Srumbung Magelang, mengabadikan awan berbentuk mirip sosok Mbah Petruk dalam cerita Pewayangan di atas gunung Merapi sebelum meletus dalam jepretan kamera. "Awalnya saja hanya iseng memotret," kata dia, Senin (1/11) siang.
Dalam salinan gambar yang ditunjukan Suswanto, awan mirip Mbah Petruk itu berada tepat di atas puncak Merapi. Berhidung panjang dengan kuncir rambut di belakang kepala melengkung ke atas. Sosoknya menghadap ke arah selatan. "Ke arah Yogyakarta," kata dia.
Gambar itu diambil pada Selasa (26/10) pagi atau sehari sebelum Merapi meletus pada petangnya. Dia menambahkan, gambar itu diambil dari depan rumahnya atau sekitar 13 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Menurut dia, sejumlah warga yang melihat hasilnya meyakiki itu adalah sosok Mbah Petruk, sang penunggu Merapi. Mereka menduga kehadirannya memperlihatkan diri sebagai pertanda bencana besar di Merapi.
Mbah Diwur (54), warga Desa Dusun Gaten Desa Ketunggeng Kecamatan Srumbung meyakini gambar awan itu adalah sebuah peringatan bagi warga sekitar Merapi. "Dia menghadap selatan, lihat saja sekarang yang parah kan Jogja," kata dia.
Dia membenarkan, adanya keyakinan sosok Mbah Petruk sebagai penguasa Merapi yang berkembang di masyarakat. "Dia bersemayam di dalam kawah Merapi," kata dia.
Menurut Sugihartono (40), seorang warga Desa Pucanganom Kecamatan Srumbung, kepercayaan tentang Misteri Gunung Merapi mbah Petruk yang berada di gunung Merapi itu tak bisa lepas dari sejarah peralihan Hindu Majapahit dan Islam Demak.
Oleh masyarakat sekitar Merapi, kata dia, Mbah Petruk itu diyakini sebagai sosok Sabdo Palon Nolo Genggong, seorang penasehat raja Majapahit Brawijaya V. Di akhir kejayaan Majapahit karena masuknya pengaruh Islam di Demak, Brawijaya memilih berdiam di gunung Lawu yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Dia disia-sia," katanya.
Karena sang Raja telah tersingkirkan maka Sabdo Palon pun memilih mengikuti jejak sang raja. Namun, dia memilih gunung Merapi sebagai tempat tinggalnya. Sebagai balasan terhadap lawan-lawan yang berkuasa, dia mengangkat sumpah. Kelak akan menagih janji penguasa negeri tentang amanahnya mensejahterakan rakyat.
Letusan Merapi, kata dia, bagi masyarakat yang masih memegang teguh tentang Misteri Gunung Merapi Mbah Petruk tersebut dipercaya sebagai peringatan bahwa penguasa negeri ini lalai menjalankan amanah rakyat. "Si Mbah marah dan menagih janji penguasa," kata dia.
Suswanto, lelaki berusia 43 tahun warga Dusun Sudimoro Desa Pucanganom Kecamatan Srumbung Magelang, mengabadikan awan berbentuk mirip sosok Mbah Petruk dalam cerita Pewayangan di atas gunung Merapi sebelum meletus dalam jepretan kamera. "Awalnya saja hanya iseng memotret," kata dia, Senin (1/11) siang.
Dalam salinan gambar yang ditunjukan Suswanto, awan mirip Mbah Petruk itu berada tepat di atas puncak Merapi. Berhidung panjang dengan kuncir rambut di belakang kepala melengkung ke atas. Sosoknya menghadap ke arah selatan. "Ke arah Yogyakarta," kata dia.
Gambar itu diambil pada Selasa (26/10) pagi atau sehari sebelum Merapi meletus pada petangnya. Dia menambahkan, gambar itu diambil dari depan rumahnya atau sekitar 13 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Menurut dia, sejumlah warga yang melihat hasilnya meyakiki itu adalah sosok Mbah Petruk, sang penunggu Merapi. Mereka menduga kehadirannya memperlihatkan diri sebagai pertanda bencana besar di Merapi.
Mbah Diwur (54), warga Desa Dusun Gaten Desa Ketunggeng Kecamatan Srumbung meyakini gambar awan itu adalah sebuah peringatan bagi warga sekitar Merapi. "Dia menghadap selatan, lihat saja sekarang yang parah kan Jogja," kata dia.
Dia membenarkan, adanya keyakinan sosok Mbah Petruk sebagai penguasa Merapi yang berkembang di masyarakat. "Dia bersemayam di dalam kawah Merapi," kata dia.
Menurut Sugihartono (40), seorang warga Desa Pucanganom Kecamatan Srumbung, kepercayaan tentang Misteri Gunung Merapi mbah Petruk yang berada di gunung Merapi itu tak bisa lepas dari sejarah peralihan Hindu Majapahit dan Islam Demak.
Oleh masyarakat sekitar Merapi, kata dia, Mbah Petruk itu diyakini sebagai sosok Sabdo Palon Nolo Genggong, seorang penasehat raja Majapahit Brawijaya V. Di akhir kejayaan Majapahit karena masuknya pengaruh Islam di Demak, Brawijaya memilih berdiam di gunung Lawu yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Dia disia-sia," katanya.
Karena sang Raja telah tersingkirkan maka Sabdo Palon pun memilih mengikuti jejak sang raja. Namun, dia memilih gunung Merapi sebagai tempat tinggalnya. Sebagai balasan terhadap lawan-lawan yang berkuasa, dia mengangkat sumpah. Kelak akan menagih janji penguasa negeri tentang amanahnya mensejahterakan rakyat.
Letusan Merapi, kata dia, bagi masyarakat yang masih memegang teguh tentang Misteri Gunung Merapi Mbah Petruk tersebut dipercaya sebagai peringatan bahwa penguasa negeri ini lalai menjalankan amanah rakyat. "Si Mbah marah dan menagih janji penguasa," kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar